Duchenne Smile

Tuesday, December 05, 2017

Di dalam sebagian besar ajaran agama mengatakan bahwa manusia adalah makhluk sempurna, yang tergolong bisa melakukan banyak hal dengan apa yang dimilikinya, namum memiliki batasan atas kuasa yang ia bisa lakukan. Begitu pula dengan saya saat melihat diri saya sendiri, hanya sesosok manusia dengan segala keterbatasannya. “Semua keluarga yang berbahagia itu sama saja, tetapi setiap keluarga yang murung punya kemurungannya sendiri-sendiri”, mengutip dari kalimat Leo Tolstoy dalam Anna Karenina. Beberapa orang sudah hidup di dunia dengan sangat lama, beberapa diantara mereka telah merasakan pahit dan manis dalam menjalani kehidupan di dunia ini, dan beberapa diantara mereka juga masih terus berjuang melawan pahit atau sulitnya kehidupan di penghujung usia mereka.


Beberapa waktu lalu saat saya dan keluarga ingin berpindah lokasi tempat kami tinggal. Kebetulan kami pindah rumahnya tidak jauh dari perumahan tempat kami tinggal sebelumnya , hanya beda beberapa blok. Saat itu saya sedang mencari beberapa orang sukarelawan yang ingin membantu saya dan keluarga untuk pindahan, karena tenaga yang ada masih kurang. Singkat cerita saya menemukan 2 orang yang bersedia membantu, kebetulan  mereka adalah tukang becak yang sedang menganggur di depan perumahan. Yang satu masih cukup muda namanya Pak Didit, dan yang satunya lagi terlihat cukup berumur namanya Pak Darman. Entah aku tidak sengaja memilih Pak Darman atau memang tidak ada pilihan lain, masalahnya ketika saya meminta bantuan di pangkalan becak itu, memang pak Darmanlah yang pertama kali menyaut ingin membantu dan saya juga sudah bilang kerjaanya memindahkan barang-barang semua yang ada di rumah ke dalam truk angkutan. Tapi Pak Darman yang umurnya sudah cukup tua menurutku tetap tidak keberatan, dan menerimanya. “ iya gapapa dari pada saya nganggur diem aja” saut Pak Darman. Saya cukup merasa tidak enak juga kalau menolaknya ketika itu

Akhirnya kami mengangkut semua barang-barang di rumah, dari lantai bawah rumah sampai lantai yang atas. Kami mengerjakan pindah-pindahan itu di mulai siang hari, ternyata baru bisa terselesaikan semuanya itu malem banget, gak sesuai dugaan saya.. yang kiranya bisa selesai setelah maghrib. Tidak terasa sudah hampir 9 jam saya, Pak Didit, dan Pak Darman bekerja memindahkan barang-barang tersebut. Selama melakukan kegiatan tersebut Pak Didit sudah mulai terlihat capek, dan tidak semangat melakukan pekerjaanya ahahaha, mungkin dia juga tidak menyangka kalo barangnya akan sebanyak ini.. Ahh tapi tak lupa mamah yang bertugas untuk menyediakan minuman dan menyugguhkan makanan untuk kami yang kelelahan ini. Tapi berbeda dengan Pak Darman yang walaupun sudah lebih tua dari Pak Didit, beliau juga pasti merasa lelah terlihat dari raut wajahnya, tapi Pak Darman tetap yang paling gesit dan semangat dalam membantu kami. Beliau yang paling semangat mengatur posisi barang, paling mengerti mengikat tali simpul untuk barang-barang yang ditempatkan di dalam truk, agar posisinya aman dan efisien. Awalnya aku memang merasa tidak enak meminta bantuan pekerjaan yang seberat ini kepada Pak Darman, takutnya beliau tidak kuat atau kelelahan. Tapi ternyata beliaulah yang paling semangat ketimbang Pak Didit hahahha, jujur saja tapi Pak Darman memang sangat bisa di andalkan ternyata, beruntungnya saya. Dia lebih terampil dan terlihat lebih paham bagaimana seharusnya menata barang-barang pindahan yang baik dan benar.


Bayangkan saja 10 Jam, aku saja sudah sangat merasa lelah, keringetan, belum mandi, badan dan tangan pegel semua. Singkat cerita akhirnya barang-barangnya sudah hampir selesai dan akan diangkut ke tempat tinggal kami yang baru. Saat Truk akan berangkat, ternyata Pak Darman ingin ikut pergi ke rumah yang baru. Katanya takut barang-barangnya ada apa-apa di perjalanan. Memang kebetulan truk yang kami sewa juga tidak terlalu besar, Pak Darman ingin memantau Truknya saat diperjalanan. Akhirnya saya membonceng pak Darman dengan motor saya, sembari mengikuti Truk itu dari Belakang. “Dek jangan cepet-cepet jalannya, tungguin truknya saya mau liat takutnya kenapa-napa itu” kata Pak Darman. Ahh iya pak, sahut saya. Karena truknya ga begitu besar, kami jadi 2 kali bolak balik mengangkut barangnya. 


Sampai akhirnya ada momen saya berbicara banyak dengan Pak Darman di perjalanan, soalnya ketika istirahat saat bekerja tadipun kita tidak sempat berbicara banyak. Pak Darman hanya makan apa yang disediakan mamah, minum lalu kembali bekerja dengan cepat. Awalnya saya bertanya umur Pak Darman, ternyata beliau menjawab umurnya sudah 88 tahunan. Hah ternyata lebih tua dari pada yang saya duga. Sebenarnya Pak darman memang terlihat tua tapi badannya masih segar, dan berisi. Namun saya kaget ketika beliau menyebutkan umurnya, sudah tua banget, tapi fisiknya masih sangat kuat aaaahh gilaaa.

Pak Darman kenapa masih bekerja ? tanya saya

Habisnya kalau saya di rumah terus bosen hahaha, jawab pak Darman sambil tertawa. Di rumah ada istri saya berjualan, kalau umur segini saya paling cuman bisa narik becak. Lanjut pak Darman.

Saya terus melanjutkan berbincang dengan si bapak, bercerita tentang masa muda beliau saat masih jadi karyawan, sampai saat ia terkena PHK, menjadi pekerja serabutan dari segala hal yang ia bisa lakukan akan di kerjakan, mulai jadi supir truk, bekerja bersama orang di rumah makan, sampai ia akhirnya menjadi seperti ini di hari tuanya. Ia sesekali bercanda dan tertawa saat menyampaikan ceritanya pada saya. Tidak sedikitpun ia terlihat sedih saat bercerita, malah Pak Darman membawa cerita tentang hidupnya dengan gaya yang lucu dan seru.. seakan dia sedang kisah penting pada seorang cucunya hahaha.

Saya sempat berfikir, dari semua yang ia ceritakan tentang kisah hidupnya dimulai dari karirnya dan istrinya. Pak darman sama sekali tidak menyinggung tentang anaknya, aku ingin bertanya tapi merasa tidak enak. Ahh mungkin ia memang tidak mau bercerita tentang hal itu. Pak Darman sedang asik bercerita dengan wajah penuh senyum, saya takut salah tanya kalau menyinggung soal anak. Dari yang bisa saya simpulkan dari kisah beliau, Pak Darman memang sesosok manusia pekerja keras, dari saat ia masih muda. Di mulai saat dia PHK dia terus bekerja sampai sekarang saat dia tua, hidupnya memang selalu bekerja sehingga ketika sudah tua pun saat dia tidak bekerja, dia akan merasa bosan.

Seorang pria yang berada pada chapter akhir hidupnya, masih harus bekerja keras di dalam kehidupannya. Sebagian para manula disana sudah duduk di rumah ataupun mempunyai anak yang merawat dan membantu biaya kehidupannya. Pak Darman mungkin adalah contoh dari cerita yang lain, pria tua yang masih tersenyum ketika ia bekerja di masa tuanya. Senyum yang biasanya diidentikkan sebagai simbol ke susana hati seseorang yang bahagia. Itulah yang ditunjukkan Pak Darman dengan kepribadiannya yang santai, selalu bercanda dan tertawa. Meskipun orang yang tersenyum tidak selalu bahagia kalau menurut penelitian, ada yang berarti menyembunyikan rasa gugupnya, rasa marah, ataupun rasa kesedihannya.


Ahhh tapi menurut ku yang di tunjukkan bapak itu adalah Duchene Smile, senyuman tulus yang diidentikkan sebagai senyum dari perasaaan kebahagiaan seseorang. Di luar kesulitan yang harus dihadapinya, seseorang yang masih bisa tertawa di hari tuanya padahal tiap hari harus bekerja siang-malam. Pak Darman bisa pulang kerumah 3-4 hari sekali, soalnya rumah bapak lumayan jauh jaraknya  kalau di tempuh dengan becak. Padahal jarak rumahnya kalau di tempuh menggunakan motor hanya berkisar 1,5 jam untuk sampai. Berhubung Pak Darman naik becak, dan sangat melelahkan jika harus pulang-pergi setiap hari, jadi beliau menginap di satu tempat tongkrongan para tukang becak.


Ahh Tuhan selalu bersama mereka orang yang selalu bekerja dengan Duchene Smile diwajahnya seperti apa yang dilakukan pak Darman. Tuhan jadikan saya pribadi yang selalu bersemangat dan tulus dalam segala hal, jadikan saya pria yang tetap gigih di hari tuanya, bukan hanya pria tua yang cuman tidur-tiduran di rumah. Aku ingin tetap melakukan hal seru di hari tua nanti, semoga hari tuaku tetap sehat dan segar selalu seperti Pak Darman. Sehingga hari tuaku bisa melakukan banyak hal, tidak hanya bermanja diri dirumah, dan dapat mandiri tidak begantung pada anaknya, seperti Pak Darman. Yaa aku tidak ingin menjadi tua dan membosankan. Aku ingin menjadi pria tua yang masih bisa menemukan hal lucu untuk ditertawakan dan membuat oranglain tertawa, apapun yang sedang terjadi pada diriku saat itu.

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Search This Blog