Our Ancient Heroes Have Turning to Dust

Wednesday, August 16, 2017

Alhamdulillah, Puji syukur Tuhan hari ini adalah hari kemerdekaan  kita yang ke 72 Hari kemerdekaan negara Indonesia. Dimana berkat jasa-jasa pahlawan kita terdahulu yang berjuang untuk negara kita sehingga kita bisa merdeka dari penjajah, sehingga kita bisa tidur dengan nyenyak tanpa mendengar bunyi ledakan, sehingga kita bisa membeli siomay di dekat rumah dengan tenang tanpa harus takut ada peluru nyasar.. beruntungnya diri ini, saya  lahir dan sudah berada di negara yang telah damai. Sudah merayakan hari ulang tahun  ke 72 itu berarti Indonesia telah berhasil menjaga keutuhan kesatuan negaranya selama 72 tahun, menjaga tetap utuh dan damai di antara kemajemukan budayanya, keragaman pandangan agamanya. Yaa kita masih utuh dan berhasil bertahan. Bhineka Tunggal Ika..sebutan untuk negara yang sedang berulang tahun hari ini. Di karenakan negara ini memiliki semboyan seperti itu maka ideologi yang di terapkan adalah Pancasila.



Masalah tag judul pada tulisan ini, itu hanyalah potongan lirik lagu United states of eurasia yang di populerkan oleh Muse. Ahh iya saya ingin membahas tentang pahlawan kita, kebhinekaan negara kita yang apakah masih tetap utuh? Sampai pada saat ulang tahun kemerdekaan ini. Fenomena yang saya rasakan semboyan Bhineka tunggal ika dan agama itu mengarah berlawan ini pendapat ku dan apa yang ku rasakan sih, kalian boleh tidak sependapat. Maksudku  ketika rasa kebhinekaan tinggi maka kepentingan agamanya perlu di kurangi karena harus memberi ruang untuk penganut agama lain, dan sebaliknya kalau kepentingan agamanya di akomodasi lebih tinggi maka rasa kebhinekaan nyalah yang berkurang. Ini terjadi saat “kebetulan” negara kita adalah mayoritas penganut islam, dimana agama mayoritas yang selalu bersinggungan dengan ideologi dari negara kita ini. Banyak terjadi seperti demo melarang hari raya agama lain, mengharamkan beberapa hal seperti gaya busana dan lain-lain ; search di google deh, mengenai pakaian adat asli Indonesia dari berbagai macam daerah. Kau akan melihat segala macam bentuk pakaian yang unik, dan memang memperlihatkan ‘aurat’ yaa tapi itu betentangan dengan hukum agama mayoritas di negara ini. Susah kan, ya bagaimana itu semua pakaian adat lho, mau di tenggelaman dan di hlangkan pakaian adatnya? Identitas indonesia sebagai negara bhineka tunggal ika hilang sudah dong. Mengenai pakaian adat Itu hanya analogi yang saya berikan mengenai konflik agama mayoritas dengan pandangan negara Ini. Banyak sebenarnya permasalahannya gak cuman itu doang, saya memberi contoh dan analogi yang muda saja.

Cataract is the third biggest cause of blindness, religion and politic remain the first two.

Negara kita dapat merdeka dan kita dapat merayakannya seperti sekarang, adalah berkat jasa pahlawan-pahlawan yang telah berkorban untuk mendapatkannya. Saya sudah mendengar ketika para pemuda Indonesia yang di bilang ‘mahasiswa’ seorang agen perubahan, seorang generasi muda yang akan meneruskan perjuangan pahlawan, dan memajukan bangsa ini. Beberapa dari mereka telah mengadakan sumpah untuk menjadikan negara kita ini menjadi negara khilafah. Bagaimana mereka bisa melakukan hal tersebut, apakah negara yang mereka injak sekarang merdeka hanya karena orang-orang islam?. Bagaimana dengan perjuangan pahlawan ini, mereka tidak memikirkan atau menganggapnya. Beberapa mantan veteran bahkan tidak setuju dengan gagasan itu, beberapa di antaranya menangis karena melihat aksi seperti itu. Mengapa mengubah negara indonesia seperti itu, tidakkah itu egois? Pahlawan yang terdir dari berbagai macam ras dan agama, berjuang dan berkorban demi bersatunya negara kita, agar kita bisa hidup berdampingan antar kaum mayoritas maupun minoritas. Pahlawan berjuang demi kita semua, bukan hanya untuk kamu para muslim.

Ironi ini lah yang terjadi dengan identitas negara kita yang mulai memudar dan berganti, negara kita telah merdeka dan akan terus merdeka tergantung bagaimana masyarkatnya menjaga hubungannya dan menanamkan rasa Kebhinekaannya, lalu bagaimana dengan konflik perselisihan budaya seperti ini, bisakah negara kita terus utuh menjadi satu kesatuan kedepannya? Mari kita lebih menghargai perubahan, dan toleransi. Seperti pemikiran plato yang menyatakan bahwa dunia muncul berdasarkan ide, tetapi ide yang saling melengkapi bukan memaksa. Persatuan pada negara kita inilah yang harusnya terjadi, saling melihat tidak hanya dari satu kacamata saja, melainkan dari  berbagai sisi. Menguatkan solidaritas dan memperluas pandangan dan cara berfikir dengan berbagai macam perbedaan, sehingga tetap kuat saat intervensi mulai bergelora.




You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Search This Blog