Sudah Waktunya Pulang
Wednesday, August 16, 2017
There is a light that
never goes out.
Waktu terasa cepat bila kau menikmati setiap momen yang ada
di hidupmu, hnngg tidak terasa aku sudah jadi anak rantau di Malang selama
hampir 5 tahun ini. Sepertinya ini adalah tahun terakhir ku berada di sini, banyak
yang telah aku pelajari di kota yang biasa mereka bilang parisnya east java.
Bertemu banyak orang dengan berbagai karakter yang belum pernah kutemui
sebelumnya, belajar menghargai kehidupan sebagai anak kosan, mempelajari
budaya-budaya baru, dan menghadapi masalah dan keruwetan sebagai mahasiswa.
Banyak hal yang telah aku alami di sini hal mengenai kesenangan, maupun hal
yang menyulitkan ku…jujur saja aku mempelajari banyak hal di sini, aku juga
jadi lebih mengenal mengenai jati diri aku di Kota ini, sungguh beruntung bisa di beri momen kehidupan yang banyak sangat memberi arti saat aku
menjalaninya pada masa kuliah ini.
Well banyak
hal yang terjadi memang manis, pahit sebagai mahasiswa tapi aku buka ingin
mengenai kehidupan mahasiswa ku. Di sini aku menemukan beberapa teman atau bisa
kubilang sahabat yang bersama selama aku menempuh untuk menjadi sarjana hahaha,
ini yang menarik dan ingin ku tulis.. mengenai pertemanan ku dan berartinya
mereka bagi ku, orang-orang yang membantu selama di malang, mereka yang tertawa
bersama ku, mereka peduli juga kepada diriku. I really grateful and thankful
can meet some people like them. Awalnya aku juga tidak akan mengira bisa
bertemu-temu orang seperti mereka, aku yang anak rantau dari Tangerang dan
tidak bisa berbahasa jawa, walaupun notabanenya aku itu keturunan dari orangtua
yang berdarah Jawa dan Sunda. Tapi di malang jangankan berbicara bahasa jawa,
mengerti omongan mereka saja aku terkadang sulit. Aku sangat merasa seperti
kaum minoritas yang tersesat di kota ini. Yaa tapi seiring aku menjalani
kehidupan ku di Malang ini, tidak ku kira aku bisa berbaur yaah I’m doing not
too bad lah hihi. Bahkan aku menemukan teman-teman yang tingkahnya terlalu
bodoh untuk ukuran manusia yang pernah kutemui selama ini hahahah, meet some
funny person, meet a person who have same hobby too. Ya mungkin dari situlah
aku menemukan kenyamanan berada di Malang, bukan di mulai ketika aku daftar
ulang saat kuliah, bukan pertama kali saat aku memakai “almamater kebanggaan”
katanya, dan bukan pula saat aku merasakan sejuknya udara malang, serta lalu
lintas yang tidak se-crowded jakarta. Yaa aku merasakan serunya kehidupan ku di
Malang ketika aku bertemu mereka, orang-orang yang menemani ku dalam menjalani
hidup di sini, mereka bagi ku adalah sahabat ku.
Aku bertemu
teman yang memiliki kepribadian yang berbeda-beda, berasal dari kota yang
berbeda-beda pula, bagiku sangat menarik kita yang punya latar belakang
berbeda-beda, asal yang berbeda-beda dapat bersatu dan nongkrong bersama dalam satu
forum pembicaraan yang sama. Aku bahkan bilang beberapa orang heei kau kalau
mau lihat contoh kota toleran di Indonesia, silahkan datang ke Malang,
konservatif, moderat, dan liberal hidup berdampingan di kota ini hahaha. Hmm by
the way apa yah definis dari sahabat itu sendiri, aku saja belum bisa
mendefiniskannya, orang yang membuat mu tertawa? Ahh tukang stand up comedy
juga melakukan itu, orang yang menyembuhkan mu saat terluka? Pergi ke puskesmas
dan dokter juga bisa melakukan itu !. orang yang care kepada mu ? heei u have a
family dude, they all really and always care about no matter what!!. Hmm
sulitkan kalau didefinisiin secara teoritis, orang subtitusi yang melakukan
fungsi dari sahabat itu banyak banget di sekitar lu, terus sahabat apaan dong…
Mungkin aku
bakal bicara sedikit agak akademis wuhahaha, manusia itu yaaa makhluk sosial
seperti yang kalian tahu, mereka perlu berinteraksi dengan seseorang, some
people said kita itu tidak bisa hidup sendiri, jangan di tanggung sendiri kau
perlu seseorang untuk mengisi kehidupan mu atau beban mu. Lalu ada pertanyaan
kalu kita mempunyai sahabat dapat mengurangi kemandirian kita? Kita tidak juga
menguasai diri kita sendiri? Hmmm persahabatan yang baik tidak akan mengurangi
independensi, sebenarnya itu tergantung dari masing-masing individu orang yang
dari awal mempunyai prinsip sendiri dalam menjalani hidup, akan memiliki
integritas sendiri dalam memandang suatu hal. Tidak peduli dia bersahabat
dengan siapapun, dan tidak perlu khawatir ia berteman dengan berbagai macam orang yang memiliki perbedaan point of view maupun ideologi, itu menurutku. Orang baik yang ingin
berbuat baik tentu membutuhkan orang lain, dan jika ia mengalami kesusahan juga
membutuhkan orang lain untuk membantunya.
Hidup
sendiri bagi manusia berarti ia memahami hidupnya. Dalam memahami hidup inilah,
manusia membutuhkan orang lain. Untuk memperoleh penjelasan tentang diri kita
tentu kita membutuhkan orang lain, dan di sini biasanya sahabat berperan aah
kalimat barusan kata Aristoteles bukan diriku. Ahahha tapi itu benar dan aku
setuju. Yaah bagiku sahabat mereka adalah orang-orang yang penting bagiku,
sahabt itu tidak sempurna banyak celah dan kejelekan disitulah peran kita yang
juga sebagai sahabat menutup celah tersebut karena diri kita juga banyak celah
keburukan di dalamnya. Ahhh hei aku kayaknya tau definisi sahabat, mungkin
adalah orang-orang di sekitar kita yang menutup celah kekurangan dan keburukan
satu sama lain yang ada pada dirikita maupun pada diri mereka.
Dimana ada orang yang
memikirkan mu dan peduli kepada mu di situlah tempat mu pulang.
Iya aku sangat menyukai kutipan itu, walaupun nanti aku sudah
tidak berada di malang lagi, aku akan pulang ke rumah ku. Tapi bagi ku disini
juga ada rumah, aku juga merasa di sini juga tempatku pulang. Karena di sini
aku memiliki orang-orang yang perduli kepada ku juga. Malang mungkin seperti
rumah ku yang lain, dimana ada sisi di mana aku merasa nyaman di tempat ini,
dan menemukan hal yang baru dan mengetahui jati diriku. Sahabat yang aku kenal
adalah orang yang tidak aku ajak berkomunikasi berbulan-bulan lamanya dan
berpisah, tapi saat aku kembali mereka masih peduli dan membantu ku. Sahabat
adalah orang yang tidak aku ajak bermain ketika aku sedang asyik senang dengan
seorang wanita, tapi ketika ku merasa sakit hati mereka mengajakku berbicara
dan membuat lelucon bodoh sehingga aku tertawa.sahabat adalah ketika elu jatoh
dari motor karena mikirin adek gua yang lagi sakit dirumah, mereka ngebantuin
gua bantuin ngurut, beliin makanan, nganterin kesana kemari LOL . hmm sahabat
juga ketika kau mempunyai masalah pribadi yang sulit, mereka ada bukan untuk
menjadi solusi karena mereka juga tidak bisa membantu banyak, tetapi mereka
mendengar dan bercerita tentang ceritanya sehingga kau merasa tidak hanya kau
saja yang mempunya masalah itu, dan kau merasa tidak sendirian.
Aku sangat
bersyukur Allah memberi orang-orang yang baik di sekeliling ku, apa jadinya aku
tanpa teman. Aku bisa sekarang berkat teman-teman ku yang membantu. Aku bahkan
bukan apa-apa kalau tidak memiliki mereka. Yang ku rasa berat ketika
meninggalkan kota Malang mungkin bukan susananya, atau tempat wisata pantai dan
gunung yang indah, yaa yang membuat ku sedih adalah aku akan sedikit berpisah
dengan beberapa sahabat ku di sini. Mereka adalah orang yang penting bagi ku,
aku akan selalu mengingat mereka sampai kapanpun. Mungkin setelah ini kita akan
sibuk masing-masing menata masa depan kita, seorang gadis pernah berkata kepada
ku.. “mereka teman mu emang penting tapi kamu kan pada akhirnya akan
berkeluarga, yang akan kamu urus adalah wanitamu, tiap orang akan menata
hidupnya dengan masa depannya. Ahh iya aku setuju dengan yang ia katakan. Yap
walupun pada nantinya kita dengan sahabat kita akan sangat jarang berbicara,
tapi bagiku persahabatan telah mengajarkan banyak hal dan itu yang terpenting. So to
friends I don’t talk to anymore. May be life will got crazy but we had a good
run and our memories are priceless, I hope everything is going good.
0 comments