Is There Such a Things as a Really Good or a Bad person ? Or Because Circumstances Make Them So ?

Tuesday, August 15, 2017

Terkadang kita berfikir apakah seseorang itu baik? Lalu kita mulai menilai orang tersebut, menganalisis karakter yang ia miliki, lalu setelahnya muncul persepsi terhadap orang tersebut, baik positif ataupun negatif. Dalam kehidupan sosial manusia menggunakan ukuran moralitas sebagai dasar mengukur hal tersebut. Moralitas adalah usaha kolektif untuk menciptakan suatu sistem, struktur atau pandangan dari apa yang "baik" dan apa yang "buruk". Ini adalah cara kita dapat merasionalisasi berdebat dengan kehidupan itu sendiri. Moralitas membuat lebih mudah bagi kita untuk melihat kenyataan dan berkata, "ini tidak seharusnya", “itu tidak baik dilakukan”. Dan percaya bahwa kita benar.

Di Indonesia terkadang orang-orang disini berkata seperti ini, “hei jangan makan menggunakan tangan kiri, itu tidak baik. Gunakanlah tangan yang benar yaitu tangan kanan”

Secara intuitif saya selalu merasa ada yang salah dengan cara pandang di atas, itu cuman salah satu contoh saja. Ada banyak ungkapan tentang sesuatu yang di pandangan tidak baik ataupun baik menurut pemikiran mereka. Sebenarnya, semakin dalam saya menjelajahi diri saya semakin saya tidak menyukai konsep "baik" dan "buruk". Dalam perjalanan hidup, saya telah menemukan beberapa kejahatan di dunia ini pencurian dimana-mana, psikopat, pembunuh, pemerkosa yang tidak terhitung jumlahnya. Beberapa dari mereka berfikir bahwa apa yang mereka lakukan bukan "kejahatan" dan demi kejahatan. Sebaliknya, mereka semua berakting dari apa yang mereka rasakan dan bisa dibenarkan sebagai kebaikan, entah itu sebagai pelestarian diri, kesenangan, atau sesuatu yang lain.


Sama seperti seorang karakter individu atau sekelompok penjahat yang ada pada film superhero. Beberapa dari mereka adalah orang baik dulunya, beberapa dari mereka adalah orang hebat yang berintelek, dan beberapa dari mereka punya ideologi yang kuat. Apa yang menjadikan mereka berbuat jahat? Apa yang ingin dicapai oleh mereka dari berbuat jahat? Apakah mereka memandang bahwa tindakan yang mereka lakukan itu benar? Dalam film superheroes yang telah banyak berada di bioskop atau tv series beberapa waktu sekarang. Satu-satunya yang lebih baik dari superhero yang mengagumkan adalah penjahat yang lebih hebat lagi!!!



Seorang penjahat atau peran antagonis adalah karakter dimana mereka telah melakukan tindakan buruk atau tidak sesuai dengan moral bagi pandangan manusia. Yaa aku setuju, tapi ada penjahat yang membuat ku terkesan karena konflik ideologi yang iya pegang, yaa iya biasa di panggil Magneto. Tidak ada penjahat lain di bioskop dan komik yang menerima tingkat perkembangan karakter yang sama. Bagian terbaik tentang Magneto adalah bahwa dia penjahat dengan niat baik. Dia dengan jujur percaya bahwa apa yang dia lakukan adalah apa yang terbaik untuk bangsanya. Ini karena di dalam seri X-Men adalah cerita tentang persamaan dan hak sipil. Ini bukan pertempuran antara yang baik dan yang jahat, ini adalah pertempuran antara ideologi.

Magneto, atau biasa dipanggil Erik Lehnsherr dia kehilangan keluarganya, kehilangan masa kecilnya, namanya dan seluruh rasa kontrolnya. Ia adalah korban selamat holocaust ! (google kalo ga tau itu apa), dia mengalami kekejaman terbesar dalam sejarah manusia. Kemampuan untuk mengatasi rasa sakit seperti di usia mudanya tidak dapat dipungkiri hebatnya. Bagaimana seorang manusia dapat bertahan dengan kepedihan dunia seperti itu.
Dia setia pada pekerjaan dan visinya, tidak ada yang bisa mempertanyakan komitmen Magneto terhadap visinya, magneto mengorbankan kebebasannya dalam banyak kesempatan, dia kehilangan sahabatnya, Dia tahu bahwa tidak ada kehidupan yang layak membahayakan kelangsungan hidup spesies ini (mutant).






Dalam film Batman vs Superman, dimana superheroes yang memiliki kekuatan yang sangat kuat layaknya superman membantu umat manusia. Muncul lah Lex Luthor yang tidak setuju dengan konsep mengapa umat manusia harus bergantung dengan kekuatan Dewa seperti dia? Manusia harus mampu bertahan sendiri da tidak bergantung, kalau bisa manusia harus memiliki kekuatan serupa dengan superman agar bisa mempertahankan hidupnya sendiri dan tidak bergantung pada Alien itu. Terbentuklah film kolosal dengan menjadikan pertempuran antara iedeologi filosofis, yang mengekspos Lex luthor secara khusus sebagai korup dan keji. 

Luthor juga melakukan tindakan terorisme. Dia menghancurkan gedung-gedung, menciptakan makhluk pemusnah massal, dan yang terpenting, menargetkan seorang superhero yang baik dan bertekad untuk melakukan setiap hal dalam kekuatannya untuk membunuhnya, bagaimanapun caranya. Dia gila, bukan? Seorang dengan niat membunuh?

Tapi tunggu dulu. Tindakan Lex Luthor berasal dari satu motivasi utama, yang dapat dibagi menjadi dua asumsi. Motivasi utamanya adalah, percaya atau tidak, kelangsungan hidup dan kesejahteraan umat manusia. Tapi dia ingin membunuh penyelamat mereka! Yaa karena Luthor punya asumsi bagimana jika di Bumi ada kekuatan seperti layak Tuhan seperti superman maka, bagaimana jika kekuatan seperti Tuhan itu berbubah menjadi sesuatu yang jahat? Bagaimana dengan kekuatan yang sangat besar itu umat manusia dapat di serang dan musnah dengan mudah? Ketakutan Luthor akan hal itu, menjadikannya seorang penjahat.

Jadi, dengan kedua asumsi ini, apakah logis untuk menyimpulkan bahwa penghancuran kekuatan Tuhan yang jahat, untuk umat manusia? Jawabannya adalah ya - jika kelangsungan hidup umat manusia adalah kebaikan yang unggul. Manusia selalu menganggap bahwa kelangsungan hidup umat manusia adalah kebaikan yang superior, manusia adalah center of universe, kebaikan dan kelangsungan hidup mereka harus di prioritaskan itulah yang terjadi pada kehidupan nyata. Maka cerminan keinginan Luthor seperti itu bisa terbentuk. 

Hasrat Luthor ini semua terjadi karena dia keliru tentang keilahian, bukan tentang satu anggota khusus yang ilahi. Dan ketika kamu menyerang keilahian, kamu tidak memiliki jalan keluar moral, kecuali untuk mengadopsi moralitas subjektif. Jika tidak ada sumber moralitas yang transenden (dan Tuhan yang jahat secara definisi tidak bermoral, karena kata tersebut jahat itu sendiri merupakan pernyataan moral), maka tidak ada moralitas yang obyektif. Jadi, menurut pandangan dunianya, mengadopsi kelangsungan hidup umat manusia sebagai kebaikan moral terbesar secara internal konsisten, dan karenanya dibenarkan.





“At the end of the day, what people are afraid of is the nothing of it, Bruce. The Randomness. The empty center. Stare into it and try to find meaning. You’ll go mad. All you can do is fear and survive. It’s the truth.” 
  
Kutipan di bagian atas posting ini berasal dari karakter bernama Red Hood, yang kemudian menjadi Joker setelah jatuh ke tong sampah bahan kimia saat bertengkar dengan Batman. Kemudian dalam ceritanya, ketika Red Hood menghadapi Bruce sekali lagi (bukan di Batsuit-nya), Bruce memanggilnya untuk sesuatu yang mengungkap salah satu masalah terbesar dengan Nihilisme. Dia mengatakan kepada Red Hood bahwa dia hanya menggunakan filosofi sebagai front. Dia menggunakannya karena ini adalah cara baginya untuk membenarkan tindakan kejahatan jahat yang dia lakukan sendiri. Dalam hal ini, Bruce benar. Joker Memahami Batman pada tingkat Emosional dan Pribadi. Dia masuk ke dalam pikiran dan mainannya di seputar rahasia Batman yang paling gelap. Secara keseluruhan Joker tidak keberatan terbunuh dalam prosesnya. Sebenarnya, dia INGIN dibunuh oleh Batman. Dia adalah penjahat yang telah menempatkan Misi-Nya sebelum Hidupnya, bersumpah untuk menguji Pahlawan atau pembela kebenaran sampai batas yang paling dan lebih dan itulah yang benar-benar membuat Joker menjadi Penjahat Kickass paling banyak dari mereka semua. 

Saya telah melihat bahwa penjahat paling kuat biasanya memiliki motif atau alasan di balik pembantaian yang mereka timbulkan tapi Joker tidak. Dia adalah agen kekacauan, dan dia tidak memerlukan alasan lain, Joker melihat dunia sebagai lelucon yang kejam, dengan figur otoritas korup sebagai kepalanya. Dia tidak memegang siapa-siapa dan tidak ada rasa sayang dan itu membuat dia tidak memiliki kelemahan, dia tidak memiliki alasan, tidak melewati setiap batas; Dia melakukan apapun yang menghiburnya. Dia adalah epidemi kekerasan; Dia ingin menghancurkan tatanan dunia dan membawa anarki. Kedua, Joker tidak memiliki Agenda untuk diikuti, dia tidak merencanakan balas dendam untuk beberapa kecelakaan masa kanak-kanak atau alasan gila seperti itu. Joker melakukan apa yang dia lakukan karena dia menyukainya, dan meskipun dia sangat merusak, dia melakukan semuanya untuk "menyenangkan", karena alasan sederhana bahwa hal itu memberinya kesenangan. Itu membuat dia begitu unik di kalangan penjahat. 
Joker adalah musuh Batman paling awal, mereka diibaratkan sebagai siang dan malam kota Gotham, Dimana dalam dunia ada keadilan absolut, dan keanarkisan yang sangat keji di dalamnya (dan itu di gambarkan oleh joker).


Bagi orang-orang yang tidak tahu siapa dia, Mr Doom: Dia adalah penguasa negara misionomaniakal yang bermartabat dan megalomaniak, dia juga jenius pada teknologi dan sihir. Menurut Stan Lee pada tahun 1962, karakter Doom memiliki kebanggaan yang luar biasa dan rasa hormat yang teguh; Dia menyembunyikan wajahnya di topeng karena kecelakaan yang menodai dalam eksperimen hubristik; Dan dia membenci pemimpin Fantastic Four, Reed Richards yang brilian, karena Doom memiliki sedikit kompleks inferioritas. Dia termotivasi oleh neurosis tersebut dan oleh keyakinan hampir - altruistik bahwa dia akan menguasai dunia dengan lebih baik daripada orang lain. itu dia intinya adalah dia adalah seorang yang elegan dan konsisten secara internal, sekaligus unik. Dia bukan pemikat kekayaan boilerplate, dia bukan makhluk supranatural yang terlalu rumit, dia bukan monster pembunuh yang membabi buta, dia bukan hanya saingan pahlawan yang marah. Dia adalah miliknya sendiri, dan dia menjadi salah satu Villain legenda Marvel Comics karena karakter dan ideologi yang iya miliki.
  
Stan Lee pernah mengutip alasan iya menyukai Dokter Doom, "karena karena dia adalah seorang raja, dia bisa datang ke Amerika Serikat dan dia dapat melakukan hampir semua hal dan kami tidak dapat menahannya karena dia memiliki kekebalan diplomatik.” Ini dicerminkan bagaimana seorang pemimpin dan orang yang memiliki kuasa saat berbuat jahat, merupakan suatu tindakan kejahatan yang sulit untuk di taklukkan. 

Adapula penjahat di marvel cinematic seperti Loki. Ketika dia berniat mencapai suatu kemakmuran, dengan cara penaklukan suatu planet seperti bumi. Seriously? apakah penipu craven ini benarbenar akan mewujudkan perdamaian dan kemakmuran?. Tidak dia hanya haus kekuasaan, tidak mulia. Meski dalam film Loki sangat menarik buat di tonton. Tapi dalam ideologi Doom lebih memiliki keagungan.
  
Beberapa monolog penjahat di film superhero bahkan memiliki hal yang menarik dari sifatnya. Klise memang mengatakan bahwa setiap penjahat menganggap diri mereka sebagai orang baik, tapi dengan Doom, kau pasti percaya karena dia begitu karismatik dan, dengan caranya sendiri, demawan. Dia membiarkan orang hidup jika kematian mereka akan melanggar kode kehormatannya. Dia akan membiarkan Fantastic Four melarikan diri jika mereka membantunya dalam situasi tertentu. 

Terlihat disini pada karakter Doom dimana penjahat memiliki sifat baik, lalu apakah ada orang yang benar-benar baik di dunia ini? Atau orang yang benar-benar jahat di dunia ini?. Mereka selalu mempunyai kedua hal tersebut hal yang baik dan jahat. Moral yang menentukan apakah seseorang tersebut memiliki hal yang baik yang jaugh lebih banyak, atau justru hal yang jahat yang lebih banyak di dalam dirinya. 

"Kebaikan" bisa dikatakan sebagai perilaku sadar, penuh kasih dan bijaksana sementara "Kejahatan" dapat dianggap sebagai perilaku egois, ketakutan dan tidak sadar. Kata-kata ini bekerja sebagai metafora untuk pertumbuhan pribadi, sebagai ukuran untuk kualitas hidup yang biasanya di tarik oleh manusia. Misalnya, apapun yang membantu dirimu 'membawa' terhadap kebijaksanaan, perbaikan aktualisasi diri, menjadi lebih autentik dan keharmonisan dalam hidup adalah "baik", sementara apapun yang menghalangi ini adalah "jahat".  

Orang bijak akan menyadari bahwa perilaku "jahat" akan menarik banyak masalah ke dalam hidup mereka - hal-hal seperti musuh, harga diri rendah, paranoia, kecanduan, keterikatan, ketidakpuasan dan penderitaan yang terus-menerus, keletihan dan sinisme dunia untuk beberapa nama.

Intinya, orang-orang yang "baik" dalam hidup bukanlah makhluk yang sangat suci, tetapi orang-orang yang menyadari, jika hanya secara intuitif, bahwa melakukan kebaikan menguntungkan mereka, bahwa menjadi hasil yang sia-sia menghasilkan kurang penderitaan bagi diri mereka sendiri dan menghasilkan rasa pemenuhan yang lebih dalam. Dan koneksi ke orang lain.









nb: sebenarnya tujuan dari penulisan ini ialah karena saya ingin menjabarkan supervillain favorit saya dalam film berbau-bau superheroes, mereka punya karakter yang sangat saya kagumi. aah ya tapi entah kenapa saya juga membawa moralitas pada halaman ini. entahlah..



You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Search This Blog